Oleh: Suparlan *)
Istighfar merupakan kewajiban manusia setiap saat. Bukan hanya sekedar kita ucapkan saja. Tapi harus kita niatkan dalam hati, kemudian kita ucapkan dengan lisan, serta kita lakukan dengan perbuatan dalam kehidupan. Sesungguhnya manusia juga wajib melaksanakan: (1) syukur, (2) sabar, dan (3) istighfar. Dalam tulisan singkat ini akan dijelaskan tentag istighfar.
Makna dan hakikat istighfar
Istighfar mengandung makna memohon ambunan kepada Allah SWT. Bukan hanya karena manusia telah melakukan dosa meskipun kecil sekali pun. Beberapa ulama tidak membedakan dosa besar dan dosa kecil, karena sesungguhnya semua dosa itu sesungguhnya sesuatu yang besar dalam pandangan Allah. Mengapa? Karena bagi manusia, melakukan dosa itu mengandung makna menjatuhkan diri kedudukan manusia sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya. Upaya untuk menhindarkan diri dari perbuatan dosa itulah dikenal sebagai menhindarkan diri dari perbuatan yang besar. Itulah sebabnya sesuatu yang besar itu dalam Bahasa Arab dikenal dengan HARAM. Masjid ya mulia dan yan besar di Mekkah itu disebut sebagai AL-MASJIDIL HARAM. Menghindarkan diri dari perbuatan yang HARAM menurut pandangan Allah adalah menghidarkan diri dari perbuatan yang BESAR dalam pandangan Allah, karena untuk mengembalikan kedudukan manusia yang tertinggi derajatnya tersebut. Ingat, dalam Surah At-Tin disebutkan bahwa “Laqad qolaknal insana fi ahsani taqwin” artinya sesungguhnya manusia itu diciptakan sebagai mahluk yan memiliki derajat yang setinggi-tingginya. Dengan demikian, melakukan dosa, baik kecil apalagi besar, adalah sesuatu yang BESAR atau HARAM karena menjatuhkan martabat kemanusiaan yang telah diciptakan Allah kepada manusia SEBAGAU MAHLUK YANG TERTINGGI DERAJATNYA. Dengan demikian setiap melakukan dosa, baik kecil maupun besar, pada hakikatnya tidak sesuai dengan perintah Allah SWT, karena maknanya manusia telah melakukan seuatu yang bernilai HARAM.
Konsep yang mudah diingat
Makna dan hakikat HARAM sebagai sesuatu yang BESAR atau HARAM karena telah menjatuhkan MARTABAT KEMANUSIAAN sebagai MAHLUK YANG TERTINGGI DERAJATNYA pada umumnya susah kita fahami. Yang mudah dinggat adalah larangan-larangan atau perinth-perintah-Nya. Terkait dengan perintah HAJI, pada hakikatnya Allah telah memerintahkan banyak sekali perbuatan yang HARAM, seperti (1) memakai pakaian yang berjahit (pakaian semacam itu dikenal dengan IHROM, (2) berhibungan suami-istri, (3) mencukur rambut, membunuh binatang apa saja, (4) membunuh tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.
Kemudian yang banyak diingat adalah saat berhentinya perintah yang HARAM boleh dikakukan. Berhentinya perintah yang yang HARAM tersebut dikenal dengan TAHALUL yang artinya telah menjadi HALAL. Mencukur kepala lebih mudah difahami sebagai suatu saat yang telah MENJADI HALAL.
Konsep yang harus lebih difahami dan diamalkan
Berdasarkan uraian di atas, yang harus lebih difahami dan diingat-ingat dalam diri kita sebagai manusia adalah memahami makna HARAM adalah sesuatu yang SANGAT MULIA atau sesuatu yang SANGAT BESAR. Apakah sesuatu yang SANGAT MULIA dan sangat BESAR itu? Sesuai yang SANGAT MULIA dan SANGAT BESAR itu adalah DERAJAT KEMANUSIAAN kita.
Apakah DERAJAT KEMANUSIAN kita itu? MANUSIA TELAH DICIPTAKAN SEBAGAI MAKHLUK YANG TERTINGGI DERAJATNYA.
Jadi melakukan dosa (baik kecil apalagi besar), seperti berzina, mencuri, apalagi KORUPSI, berbohong, membunuh, apalagi TERORIS sebenarnya manusia telah menjatuhkan dirinya sendiri ke dalam derajat yang PALING RENDAH. Audzubillahimidzalik.
Jakarta, 29 Juli 2015.