Oleh: Suparlan *)
Setiap pulang kampung ke Munjungan, Kabupaten Trenggalek, saya selalu disibukkan oleh istri karena selalu ingin dibawakan anggrek bulan. Sulitnya, bunga anggrek termasuk bunga yang tidak boleh dibawa melalui pesawat. Oleh karena itu, saya terpaksa harus naik kereta api agar dapat membawa anggrek dari Trenggalek.
Kereta api dulu dan sekarang
Alhamdulillah manajemen kereta api saat ini sudah mulai membaik. Perubahn manajemen yang sudah sangat baik ini perlu mendapatkan acungan jempol. Bayangkan KRL Bogor – Jakarta yang berjubel dengan penumpang di di atap kereta api. Siapa yang dapat membuat mereka turun dari atas kereta apa? Tapi dengan manajemen yang sekarang, tak satu pun penumpang yang duduk di atas kereta api. Memang, penumpang berjejal-jejal tak tahu mana telapak kaki penumpang. Memang belum sepenuhnya sesuai dengan harapan. Namun perubahan itu jauh lebih baik dibandingkan dengan kereta api di negeri ini ketika saya naik kereta api Mutiara Selatan dari Surabaya ke Jakarta pada tahun 70 – 80-an. Saat itu saya terpaksa harus menggelar koran di lantai kereta api dari Surabaya ke Jakarta. Belum lagi banyaknya penjual yang hilir mudik di sepanjang tempat duduk dalam kereta api. Saat ini semua itu sudah tidak ada. Bersih tempat duduknya, dan bersih pula dari orang jualan. Cuma, harga tiket kereta api hampir sama dengan ongkos naik pesawat terbang.
Kembali ke barang bawaan dalam kereta api, seperti anggrek bulan yang menjadi pesanan sang istri, barang bawaan tersebut memang dapat membawa berapa saja. Pernah suatu saat membawa Adenium yang dibeli dengan harga yang sangat murah di Surabaya, kemudian dibawa ke Jakarta, entah sampai berapa pot setelah dipindahkan ke dalam pot. Beberapa bulan berikutnya Adenium tersebut telah berbunga dengan bunga yang tumpuk, yang selalu disanjung oleh para pejalan kaki yang tewat di depan rumah. Alhamdulillah.
Bunga anggrek di Mujungan
Entah kenapa, anggrek bulan di Munjungan memang tumbuh secara alamiah dan tidak memerlukan perawatan secara khusus. Saya pernah mengamati beberapa bunga anggrek bulan yang tumbuh di beberapa pohon mangga di depan rumah. Ternyata anggrek bulan tersebut tidak diapa-apakan, tidak perlu disiram, tidak perlu dipupuk. Anggrek bulan itu tumbuh subur, dan memang tumbuh di setiap pohon mangga yang saling berdekatan. Kelihatannya biji bunganya diterbangkan angin dan kemudian nempel di pohon mangga. Kemudian tumbuh dan kemudian berbunga dengan cantiknya. Dengan demikian, anggrek bulan tersebut tumbuh subur dengan bunganya yang sangat putih bersih. Anggrek itulah yang dikenal dengan nama anggrek bulan. Para ibu yang melihatnya pasti akan ingin memilikinya.
Bunga dengan nama Latin Orchidaceae tersebut seperti memiliki magnit tersendiri bagi para ibu. “Oh ini sangat indah,” demikian kata para ibu. Wow ini sangat cantik. Wow, yang ini bunganya sangat putih. Ini jua, dan ini juga, sambil memandang bunga angrek tersebut dengan tak pernah bosan-bosan. Istri saya yang punya adik ipar di Surabaya selalu berkirim WA dengannya. Saling pamer tentang berbagai jeis anggrek yang dimilikinya. “Bunga anggrek berwarna kuning ini adalah anggrek hutan mbak!” demikian tulisnya dalam WA. “Ini sebenarnya anggrek tanah,” balasnya kemudian. Nah, anggrek yang satu ini spesial, karena disebut sebagai anggrek kalajengking dengan bunga yang unik seperti kala jengking. Memang, masih banyak berbagai varietas anggrek yang beraneka ragam. Aneka ragam anggrek tersebut tentu memiliki aneka ragam harga. Semakin unik, semakin mahal harganya, dan semakin dikejar-kejar para ibu yang sudah senang kepada anggrek.
Kaum naturalis
Wawancara televisi Rossi dengan SBY pada tanggal 12 Agustus 2016 telah memperingati 40 tahun perkawinan SBY telah memberikan catatan tentang pentingnya anggrek bagi para ibu. Dalam kesempatan tersebut, Ibu Ani Yudhoyono juga diwawancarai khusus tentang hobinya anggrek. Hobinya dapat bercengkerama dengan anggrek, berkomunikasi dengan anggrek. Nggak tahu persis apakah Ibu Ani juga punya anggrek dari Trenggalek. Juga dengan Bupati yang baru dan istrinya yang cantik. Apakah juga mempunyai dan memelihara anggrek dari Trenggalek. Tampak sekali bahwa tipe kecerdasan Ibu Ani menurut teori Multiple Intelligence termasuk tipe naturalis, mencintai alam, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Tipe kecerdasan naturalis Ibu Ani dan para ibu yang lain telah memperoleh mainan berupa anggrek, termasuk anggrek dari Tenggalek.