Paradigma Pembelajaran

Pengertian paradigma pembelajaran

Paradigma pembelajaran (teaching and learning paradigm) bermakna sebagai cara pandang terhadap proses pembelajaran. Satu sisi dilihat bahwa siswa atau peserta didik sangat dominan pengaruhnya terhadap proses pembelajaran. Cara pandang demikian memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Cara pandang inilah yang disebut sebagai pembelajaran berpusat kepada siswa (student- centered). Cara pandang demikian dikenal sebagai paradigma baru.

Dualisme Paradigma Pembelajaran

Ada dua paradigma pembelajaran yang saling bertentangan antara satu dengan yang lain. Pertama, paradigma lama yang percaya bahwa faktor guru adalah paling menentukan. Guru dipandang sosok yang paling tahu, yang ibaratnya seperti ceret yang penuh berisi ilmu. Sementara siswa atau peserta didik adalah dapat diibaratkan gelas kosong yang harus dituangi ilmu dari guru. Oleh karena itu, dalam paradigma ini, baru menjadi lebih dominan untuk memberikan ilmu kepada siswa, dan siswa memiliki posisi untuk memperoleh ilmu dari sang guru. Paradigma ini guru menjadi lebih aktif (teachers-centered), sedang siswa lebih menjadi objek. Paradigma inilah yang dikenal dengan paradigma lama atau paradigma konvensional.

Paradigma yang kedua adalah yang sebaliknya, yakni siswa yang memperoleh kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran (student centered learning). Dalam pembelajaran modern, peserta didik lebih memperoleh perhatian untuk belajar secara aktif. Bukan hanya diberitahu oleh guru, tetapi siswa diajak atau diberi kesempatan untuk belajar mencari tahu sendiri. Paradigma baru ini dikenal dengan pendekatan pembelajaran CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) atau PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) atau PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).

Empat Pilar Belajar

The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyebutkan 4 (empat) pilar belajar yang meliputi:

  1. learning to know,
  2. learning to do,
  3. learning to be, dan
  4. learning to live to gather,

atau dengan kata lain adalah:

  1. belajar untuk mengetahui,
  2. belajar untuk mengerjakan,
  3. belajar untuk menjadi dirinya sendiri, dan
  4. belajar untuk hidup bersama.

Tujuh Pilar Sekolah Efektif

CCES (California Centre of Effective School) menjelaskan tentang 7 (tujuh) pilar sekolah efektif:

  • A clear and focused mission (Satu misi yang jelas dan focused);
  • High expectation for success (harapan yang tinggi untuk menjadi sukses);
  • Instructional leadership (kepemimpinan intruksional);
  • Frequent monitoring of student progress (monitoring kemajuan peserta didik secara rutin);
  • Opportunity to learn and student time on task (kesempatan untuk belajar dan melakukan tugas berdasarkan waktu yang telah ditetapkan);
  • Safe and orderly environments (lingkungan yang aman dan teratur);
  • Home school relations (hubungan antara keluarga dan sekolah). Dari pihak keluarga yang menjadi representasi adalah Komite Sekolah, sedang dari pihak sekolah representasinya adalah kepala sekolah dan dewan guru.