Full Day School Sulit Diberlakukan Nasional

0
678

JAKARTA – Ide Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendi untuk menambah jam siswa di sekolah hingga pukul 17.00, demi pendidikan karakter didukung praktisi pendidikan Indra Charismiadji.

Baginya, ide itu bukan hal baru karena di sekolah swasta sudah memberlakukannya. Bahkan di negara-negara tertentu full day school (FDS) sudah jadi lifestyle.

"Ini bukan hal baru sebenarnya. Di Indonesia sudah banyak sekolah memberlakukannya. Hanya, perlu diingat, sekolah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke dengan beragam jenis masalah dan karakteristiknya," terang Indra di Jakarta, Rabu (17/8).

Menurut dia, sampai kapan pun FDS tidak akan bisa diberlakukan nasional. Lantaran butuh anggaran yang tidak sedikit untuk menyiapkan fasilitas penunjang.

Sebab, tanpa fasilitas penunjang, siswa malah semakin stress.

"Sekolah swasta yang melaksanakan FDS biasanya lengkap fasilitas serta infrastrukturnya. Orang tua pekerja merasa tenang menitipka‎n anaknya di sekolah FDS. Akan beda bila sekolah yang menerapkan FDS tidak punya fasilitas memadai sehingga memaksakan siswa mengikuti kegiatan yang sebenarnya tidak dia minati," ulasnya.

Ia menyarankan pemerintah sebaiknya menerapkan manajemen berbasis sekolah (MBD). Setiap sekolah diberikan kewenangan dalam menentukan kegiatan tambahan apa yang bisa diisi usai belajar. Contohnya, di kawasan sekolah banyak yang senang sepakbola, maka ekskulnya sebaiknya sepakbola dan bukan bola voli.

"Intinya kegiatan akademis cukup 20 persen, non akademis 80 persen. Dengan kegiatan ekskul siswa bisa diajarkan tentang pendidikan karakter, yaitu kerja sama‎, sportivitas, dan lainnya," tandas Indra. (esy/jpnn)

Selengkapnya: www.jpnn.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.