Tujuh Pilar Sekolah Efektif

0
1900

Oleh: Suparlan *)

Naskah buku bertajuk “Membangun Pilar-Pilar Sekolah Efektif” sebenarnya sudah selesai ditulis. Bahkan buku edisi lama sudah terbit sejak tahun 2008. Ingin rasanya merevisi edisi sebelumnya dengan titik berat yang sesuai dengan perkembangan baru, yakni tentnag pecahnya Tri Pusat Pendidikan di negeri ini. Ortu memukul guru. Guru mencubit siswanya dan kemudian sang guru dihukum sekian bulan (ohh… ). Komite Sekolah jual LKS, jual buku, jual seragam, dan membuat pungutan kepada ortu, sekolah roboh belum diperbaiki. Demikian seterusnya. Menerbitkan naskah buku memang tidak bisa secepat yang dicita-citakan. Itulah sebabnya maka tulisan singkat ini diunggah lagi dalam Portal MASDIK.com, agar ada pihak lain yang dapat saling berkolaborasi untuk memberikan jalan keluarnya. Kita masing-masing memang tidak bisa menjadi superman yang dapat menangani dengan tangan sendiri. Saya ingin bergotong royong. Istilah gotong royong saja konon sudah menjadi kosa kata Bahasa Korea. Tapi kita masih sibuk membuat sosialisasi nilai-nilai Pancasila, padahal Korea sudah menerapkannya. Marilah kita bersatu, bergotong royong untuk menyelesaikan masalah pendidikan yang “berjibun” ini, kata mantan Mendikbud Anies Baswedan.

Memang proses revisi dan menyunting merupakan proses terpanjang dalam kegiatan menulis. Belum lagi proses penerbitan. Jadi menunggu kesiapan penerbitnya. Ternyata ada dua pilihan, pakai sistem “beli naskah” dan sistem “royalty.” Lagi-lagi, hidup memang sebuah pilihan, memilih yang terbaik atau sebaliknya. Pilih dahulu! Sebagai penulis, bagi saya pilih yang mana sama saja. Yang paling penting adalah segera dapat dicetak dan kemudian segera sampai kepada pembaca. Itu saja, insya Allah.

Sebelum buku itu sampai ke tangan Anda sebagai pembaca, saya ingin membuka dahulu rahasia dibalik cerita. Apakah sajakah itu pilar-pilar sekolah efektif? Dengan kata lain, apakah itu efektivitas sekolah? Efektivitas sekolah adalah “the capability of the school to maximize school functions or the degree to which the school can perform school functions, when given a fixed amount of school inputs (Cheng,1996). Dengan demikian, orang dapat saja menyebutnya sebagai sekolah unggul, sekolah bermutu, sekolah berkualitas, dan sebutan lainnya. Singkat kata Sekolah efektif adalah sekolah yang berhasil. Berhasil karena jumlah dan kualitas lulusannya sesuai dengan rencana dalam RPS (rencana pengembangan sekolah). Di dalam RPS disebutkan visi dan misi, tujuan, serta program dan kegiatan sekolah, termasuk rencana anggarannya. Kalau semuanya sudah sesuai dengan RPS, sesuai dengan “cita-cita” (maaf saya meminjam istilah Anies Baswedan untuk pengganti “tujuan” yang telah direncanakan). Menurut Anies, cita-cita memiliki makna janji yang harus ditepati. Sedang tujuan dapat ditunda dulu, dapat dilaksanakan kemudian. Oleh karena itu, menurut Anies, tujuan pendidikan dalam konstisi disebut sebaga janji konstitusi.

Nah sekarang, apa saja pilar-pilar sekolah efektif itu? Pilar itu artinya tiang penyangga suatu bangunan. Kalau suatu bangunan atau rumah tidak memiliki pilar yang kuat, maka akan robohlah bangunan itu. Bangunan itu adalah berupa institusi pendidikan. Harus dibangun dan dirawat dengan pilar-pilar yang kuat. Menurut CCEF (California Center for Effective School), ada tujuh pilar sekolah efektif. Berikut ini daftarnya dalam satu tabel, agar mudah mengingatnya.

Tabel 1: Tujuh Pilar Sekolah Efektif

No.

Tujuh Pilar Sekolah Efetif

1 A clear and focused mission Misi yang jelas dan terfokus
2 High expectations for success Harapan yang tinggi untuk berhasil
3 Instructional leadership Kepemimpinan instruksional
4 Frequent monitoring of student progress Monitoring kemajuan siswa secara rutin
5 Opportunity to learn and student time on task Kesempatan belajar dan melaksanakan tugas-tugas bagi siswa
6 Safe and orderly environment Lingkungan yang aman dan teratur
7 Home/school relations Hubungan keluarga dan sekolah

 

Masing-masing pilar tersebut memiliki indikator untuk penilaian. Pada pilar ke-1: Misi yang jelas dan terfokus, misalnya ditandai dengan indikator bahwa semua warga mengetahui misi yang telah dirumuskan dalam RPS (Rencana Pengembangan Sekolah). Pada pilar ke-7: hubungan keluarga/sekolah ditandai dengan indikator adanya kunjungan keluarga (home visit) yang secara berkala dilakukan oleh para guru di sekolah. Indikator lainnya adalah terbentuknya Komite Sekolah/Madrasah, yang dibentuk secara demokratis. Lebih dari itu, Komite Sekolah/Madrasah tersebut telah melaksakan fungsi dan tugasnya secara optimal. Indikator lain misalnya sekolah telah melaksakan program kunjungan keluarga (home visit). Jika sekolah sudah melaksanakan program home visit tersebut, insya Allah tidak mungkin akan terjadi kasus pemukulan yang dilakukan oleh orang tua kepada guru. Atau mungkin sebaliknya pemukulan terhadap murid dari gurunya.

Secara lengkap, tujuh pilar sekolah efektif tersebut dapat dibaca dan dipelajari lebih lanjut dalam buku yang insya Allah akan segera terbit, dan mudah-mudahan akan segera sampai ke tangan pembaca.

Depok, 18 Agustus 2016.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.