BAGAIMANA ALQURAN ‘TERTUA’ DI DUNIA BISA SAMPAI KE BIRMINGHAM?
Penulis awal:
Sean Coughlan dan Mohamad Susilo,Wartawan BBC
Tanggal 28 Desember 2015
Ditulis ulang dengan suntingan dalam Bahasa Indonesia oleh:
Suparlan *)
Ketika salah satu Al-Quran tertua di dunia ditemukan di Birmingham, Inggris, pertanyaan yang muncul adalah dari mana Al-Quran ini berasal? Birmingham tentu punya kaitan dengan kota-kota lain di Inggris, termasuk dengan Kota London dengan Wali Kotanya adalah Shadiq Khan, yang nota bene beragama Islam? Apakah pesan Allah yang terkandung di dalam peristiwa ini? Karena semua kejadian dan peristiwa itu insyaallah senantiasa berada dalam scenario dan genggaman Allah SWT. Yang juga penting, mengapa manuskrip ini berada di Birmingham, bukan di negara-negara dengan penduduk mayoritas Muslim? Beberapa teka-teki ini sekarang mulai terjawab. Salah satu kunci yang “membuka misteri” asal muasal Al-Quran di Birmingham adalah kota Paris di Prancis. Mengapa? Karena para ilmuwan meyakini bahwa lembaran Al-Quran di Birmingham, yang ditulis di atas kulit binatang, sama dengan manuskrip yang disimpan di Perpustakaan Nasional Prancis.
Para ilmuwan yang meyakini kesimpulan tersebut di antaranya adalah ahli sejarah Al-Quran, Francois Deroche, yang bekerja di College de Grance dan Alba Fedeli, peneliti yang pertama kali menemukan keberadaan manuskrip Quran di Birmingham. Deroche menjelaskan bahwa manuskrip Al-Quran klasik yang tersimpan di Paris berasal dari koleksi Alquran di Masjid Amr bin Ash di kota Fustat, Mesir, yang sekarang masuk kawasan Kairo. Amr bin Ash adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang berjasa menyebarkan Islam di Mesir.
Dibawa ke Eropa
“Saya yakin ini berasal dari zaman sahabat Abu Bakar” jelas Jamal bin Huwareib.Manuskrip Alquran dari masjid ini masuk ke Eropa dibawa oleh Asselin de Cherville, wakil konsul Prancis di Mesir ketika negara ini berada di bawah kontrol tentara Napoleon pada awal abad ke-19.
Deroche mengatakan janda De Cherville bisa jadi ingin mencoba menjual manuskrip tersebut ke Perpustakaan Nasional Inggris pada 1820-an tapi kemudian, karena alasan-alasan yang belum diketahui, akhirnya disimpan di Perpustakaan Nasional Prancis di Paris. Lalu, bagaimana manuskrip Alquran klasik ini bisa sampai ke Birmingam? Menurut Deroche, pada abad ke-19, Al-Quran dari Masjid Amr bin Ash di Fustat dipindahkan ke Perpustakaan Nasional di Kairo dan dalam proses transfer inilah sejumlah lembaran Quran tersebut “hilang” dan masuk ke pasar benda-benda kuno.
Setelah beberapa kali berpindah tangan, beberapa lembar di antaranya dibeli oleh Alphonse Mingana pada 1920-an dan dibawa ke Birmingham. Mingana berasal dari Assyria (sekarang menjadi bagian dari negara Irak) yang melakukan perjalanan ke Timur Tengah atas biaya dari Keluarga Cadbury di Inggris. Deroche mengatakan terbuka kemungkinan “lembaran-lembaran lain dari Al-Quran yang hilang” dari Masjid Amr bin Ash suatu saat nanti ditemukan.
Dari zaman Abu Bakar atau Usman?
Image caption manuskrip Al-Quran di Birmingham adalah salah satu yang tertua di dunia. Uji radiokarbon atas manuskrip Al-Quran di Birmingham menunjukkan bahwa Al-Quran ini berasal dari era tahun 568 hingga 645, 13 tahun setelah Nabi Muhammad wafat. Uji ini dilakukan oleh tim dari Universitas Oxford yang mengatakan tingkat akurasi pengujian mereka sekitar 95%. “Orang yang menulis manuskrip tersebut bisa jadi hidup di zaman Nabi Muhammad dan ia mengenal Nabi,” kata David Thomas, guru besar kajian Kristen dan Islam di Universitas Birmingham. Alquran “tertua di dunia” yang ada di Birmingham hanya dua lembar dan Profesor Thomas memperkirakan kitab aslinya mungkin sekitar 200 halaman.
Siapa yang memerintahkan penulisan Alquran ini? Direktur lembaga pendidikan Yayasan Mohammed bin Rashid Al Maktoum di Uni Emirat Arab, Jamal bin Huwareib, mengatakan lembaran Quran di Birmingham adalah bagian dari Quran yang ditulis ulang oleh Abu Bakar, sahabat Nabi Muhammad yang menjadi khalifah pada 632 hingga 634.”Saya yakin ini berasal dari zaman sahabat Abu Bakar,” kata Huwareib setelah melihat sendiri manuskrip di Birmingham.
Pesan toleransi
Image caption Kodifikasi kitab Al-Quran secara sistematis dan terstandardisasi dimulai pada era kekhalifahan Usman. Sejarah Islam yang disusun para ahli menyebutkan bahwa kodifikasi Alquran sudah dimulai pada era kekhalifahan Abu Bakar. Tapi dengan mendasarkan teori pada hasil uji radiokarbon Universitas Oxford, terbuka kemungkinan Alquran di Birmingham berasal dari era kekhalifahan Usman bin Affan, yang berkuasa mulai 644 hingga 656. Khalifah Usman dikenal sebagai pemimpin Islam yang memerintahkan kodifikasi Alquran secara sistematis dan terstandardisasi, yang kemudian dikirim ke berbagai komunitas Muslim di dunia. Usman mengambil inisiatif ini setelah melihat tidak ada manuskrip yang ditulis secara rapi dalam bentuk kitab. Para ahli mengatakan perlu penelitian yang lebih mendalam untuk menentukan secara persis dari era mana Quran ini berasal, tapi apa pun kesimpulannya Al-Quran di Birmingham jelas punya makna yang sangat penting dan mendalam. “Quran di Birmingham tak ternilai harganya. Keberadaanya di Birmingham, bukan di negara Muslim. Oleh karena itu, keberadaan manuskrip Al-Quran di Birmingham ini memiliki nilai-nilai untuk saling toleransi antarumat beragama,” kata Huwareib. Informasi tentang keberadaan manuskrip Al-Quran di Birmingham ini mudah-mudahan secara cepat atau lambat akan sampai ke tangan Sadiq Khan, Wali Kota London, yang mudah-mudahan dapat ikut menemukan jawaban yang lebih tepat tentang sejarah keberadaan manuskrip Al-Quran di Birmingham, termasuk kaitannya dengan terpilihnya Sadiq Khan sebagai Wali Kota London. Silahkan ikuti tulisan berikutnya tentang Islam itu (memang) moderat.
Referensi: http://int.search.myway.com/
Depok, 18 Agustus 2016.