Islam, Barack Obama, dan Penistaan Agama

0
1187


Ditulis kembali oleh: Suparlan *)

Ary Herawan dalam https://www.islampos.com/ mencoba untuk meluruskan makna rahmatan lil alamin yang mengalami penyempitan, karena Islam hanya dimaknai sebagai agama yang menjunjung kelembutan dan kedamaian. Padahal dalam tafsir Marah Labid (Tafsir Munir), Syaikh An Nawawu Al Jawi, rahmatan lil alami dimaknai sebagai barikut: “Tidaklah Kami utus engkau wahai makhluk yang paling mulia, dengan berbagai peraturan (syariah).” Oleh karena itu, Islam juga menjunjung tinggi hukum-hukum syariah Islam. Bahkan ketika ada siapa saja yang mendustakan hukum-hukum syariah Islam tersebut, maka Allah SWT akan tidak segan-segan menghinakan mereka dengan siksa dan azab-Nya secara adil.

Islam mengedepankan kehidupan yang harmonis dalam bentuk menyayangi anak-anak yatim dan melindungi orang-orang miskin. Sebaliknya, Islam dengan gagah berani membela negara yang telah diinjak-injak oleh penjajah untuk memperoleh kemerdekaan, dengan berjuang melawan segala bentuk penjajahan dengan meneriakkan takbir dengan teriak “merdeka atau mati.” Islam pastilah tidak akan dimaknai sebagai agama yang hanya menjunjung kelembutan dan kedamaian, tetapi juga meletakkan hukum dan keadilan. Islam akan berada di garis depan untuk menjujung nilai-nilai kelembutan dan kedamaikan untuk membela anak-anak yatim dan orang-orang miskin, tetapi Islam juga akan berada di garis depan ketika ada hukum-hukum syariah yang dilanggar oleh siapa pun. Bila makna Islam rahmatan lil ‘alamin hanya dimaknai kelembutan dan kedamaian semata, maka  kita tidak akan pernah membaca kisah peperangan ghozwah (yang diikuti Rasulullah SAW) dan sariyah (yang diikuti Rasulullah SAW). Kita juga tidak akan pernah mengenang heroiknya kisah para pahlawan melawan penjajahan dengan pekik takbir yang membahana.

Memang, Islam sama sekali tidaklah identik dengan kekerasan dan perilaku terorisme semata-mata. Namun demikian Islam bukan berarti harus serba lembut dan kompromistis dalam menyikapi pelanggaran akidah dan syariah. Dengan kata lain, Islam tidak identik dengan kewajiban jihad semata. Tapi Islam pun tidak identik dengan senyum adalah shodaqoh semata. Terkadang Rasulullah SAW bersikap lembut terhadap orang yang memusuhi beliau, seperti kepada Suraqah yang hendak membunuhnya tetapi digagalkan oleh Allah SWT. Namun beliau juga bersikap keras terhadap musuhnya, sebagaimana sikap beliau yang memerangi Bani Quraidzah karena pengkhianatannya. Sangatlah tidak adil bila kita melihat Islam hanya dari segi hukum kewajiban jihad semata, baik yang bersifat defensif maupun ofensif. Kita juga perlu melihat jaminan keamanan dalam Islam. Dalam sistem Islam, orang-orang muslim maupun non muslim akan mendapatkan perlakuan sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariah. Hak-hak mereka sebagai warga negara dijamin penuh oleh negara Islam. Islam tidak akan memaksa non-muslim untuk masuk Islam. Islam pun tidak akan mmberangus tempat-tempat peribadatan mereka. Islam akan membiarkan non-muslim hidup berdampingan dengan orang-orang muslim selama mereka tidak memerangi kaum muslim. Dalam konteks pemahaman Islam sebagai agama yang rahmatan lil alami tersebut, secara objektif Barack Obama mengakui kebenaran Islam melalui 10 pernyataan sebagai berikut:

No. Barack Hussein Obama (English) Barack Hussein Obama (Indonesia)
1 The future must not belong to those who slander the Prophet of Islam Masa depan tidak harus milik orang-orang yang memfitnah Nabi bagi Islam.
2 The sweetest sound I know is the Muslim call to prayer Suara paling manis yang saya tahu adalah panggilan Muslim untuk berdoa.
3 We will convey our deep appreciation for the Islamic faith, which has done so much over the centuries to shape the world — including in my own country. Kami akan menyampaikan penghargaan yang mendalam bagi iman Islam, yang telah melakukan begitu banyak selama berabad-abad untuk membentuk dunia –termasuk di negara saya sendiri.
4 As a student of history, I also know civilization’s debt to Islam. Sebagai mahasiswa sejarah, saya juga tahu utang peradaban terhadap Islam.
5 Islam has a proud tradition of tolerance. Islam memiliki tradisi toleransi yang patut dibanggakan.
6 Islam has always been part of America Islam selalu menjadi bagian dari Amerika.
7 We will encourage more Americans to study in Muslim communities Kami akan mendorong lebih banyak warga Amerika untuk belajar di tengah masyarakat Muslim.
8 These rituals remind us of the principles that we hold in common, and Islam’s role in advancing justice, progress, tolerance, and the dignity of all human beings. Tradisi ini mengingatkan kita pada prinsip-prinsip yang kita yakini bersama, dan peran Islam dalam memajukan keadilan, kemajuan, toleransi, dan martabat semua umat manusia.
9 America and Islam are not exclusive and need not be in competition. Instead, they overlap, and share common principles of justice and progress, tolerance and the dignity of all human beings. Amerika dan Islam tidak eksklusif dan tidak perlu bersaing. Justru keduanya bertemu dan berbagi prinsip umum keadilan dan kemajuan, toleransi dan martabat semua umat manusia.
10 I made clear that America is not – and never will be – at war with Islam. Saya telah menjelaskan bahwa Amerika tidak sedang — dan tidak akan pernah —berperang dengan Islam.

 

Dalam kaitannya dengan pernyataan Barack Obama tersebut, perbuatan “penistaan terhadap agama” yang dilakukan oleh siapa pun di negeri ini, sesunggguhnya telah melanggar 7 nilai sila Pertama Pancasila KETUHANAN YANG MAHA ESA itu sendiri, yakni:

  1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai agama dan kepercayaan masing-masing atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  3. Mengembangkan sikap saling hormat-menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  4. Membina kerukunan hidup antar sesama umat agama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  5. Agama dan kepercayaan adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa.
  6. Mengembangkan sikap saling menghormati menjalankan kebebasan beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
  7. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

Depok, 26 November 2016.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.