Sekolah seharian tidak bisa diterapkan keseluruhan

0
426
Dokumentasi murid kelas 1 SD Inpres Yowong, menyimak penjelasan gurunya, di Distrik Arso Barat, Kabupaten Keerom, Papua, Selasa (2/5/2017). SD itu terdiri dari lima ruangan yakni empat ruang kelas dan satu ruang guru dengan jumlah murid 29 orang yang diajar 12 guru PNS dan kontrak. (ANTARA FOTO/Indrayadi TH) - 20170502antarafoto-pendidikan-keerom-papua-020517-ith-1.jpg

Jakarta (ANTARA News) – Pemerhati pendidikan, Indra Charismiadji, mengatakan, penerapan sekolah seharian atau delapan jam yang tertuang dalam Program Penguatan Karakter (PPK) tidak cocok diterapkan di seluruh daerah. “Hanya cocok untuk perkotaan, yang orang tua mereka bekerja delapan jam sehari,” ujar dia, di Jakarta, Selasa. Pada pelaksanaan PPK itu, siswa belajar selama delapan jam di sekolah. Sedangkan sekolahnya berlangsung selama lima hari dalam sepekan. Sementara untuk di pedesaan, program penguatan karakter yang lebih tepat yakni berbasis kearifan lokal seperti pertanian, peternakan dan kelautan. Ketua…

Baca selengkapnya di ANTARA News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.