Kemendikbud Dorong Pendidikan Vokasi untuk SMK

0
567

KLATEN- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, pendidikan vokasi harus melahirkan tenaga ahli yang tangguh dan berdaya saing internasional.

Karena itu,  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan penguatan SMK sebagai lembaga pendidikan vokasi melalui beberapa dimensi.

Dimensi tersebut antara lain penguatan tata kelola kelembagaan melalui percepatan akreditasi sekolah dan sertifikasi, pembenahan kurikulum dan kualitas pembelajaran melalui penataan spektrum bidang keahlian serta peningkatan magang industri.

Selain itu juga penyediaan guru kejuruan dan tenaga pendidik yang kompeten melalui magang industri untuk guru, serta peningkatan kuantitas tenaga kerja lulusan SMK melalui penguatan portofolio lulusan.

Dia mengatakan, saat ini yang dibutuhkan generasi muda tidak hanya skill atau keterampilan, tetapi juga mental yang tangguh. "Lulusan SMK harus sudah siap menghadapi tantangan global saat ini," kata Muhadjir, Kamis (11/8).

Ia menuturkan, pendidikan vokasi, khususnya di SMK, harus dapat memerhatikan jenis keterampilan dalam proses belajar mengajar. SMK harus bisa menyesuaikan jenis keterampilan dengan kebutuhan pasar. Khususnya menyesuaikan daerahnya.

“Banyak keterampilan yang dibutuhkan lembaga kerja. Kita juga harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhannya. SMK harus terus menaikkan nilai prestasi (grade) semakin tinggi, dan tidak hanya bersertifikasi nasional, tetapi juga bersertifikasi internasional,“ tuturnya.

Ia mengatakan, merujuk pada Nawa Cita Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, pendidikan vokasi harus bisa menjadi andalan dalam meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.

”Ini menjadi komitmen pemerintah untuk terus menguatkan pendidikan vokasi dalam menyiapkan generasi muda Indonesia yang produktif dan berdaya saing internasional. Bagi negara yang bisa melahirkan SDM yang unggul, maka negara tersebut akan menguasai pasar dunia," ujarnya. (esy/jpnn)

Selengkapnya: www.jpnn.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.