Bangku Kosong Tersebar di Lima Sekolah Kawasan

0
824

SURABAYA – Hasil tes potensi akademik (TPA)yang digelar pada Rabu dan Kamis lalu ternyata tidak mampu memenuhi pagu sekolah kawasan. Di antara 4.876 pendaftar jenjang SMA, hanya 3.166 peserta yang dinyatakan lolos. Padahal, total pagu untuk sekolah kawasan adalah 4.256.

Begitu juga halnya dengan jenjang SMP. Di antara 5.509 pendaftar, hanya 3.791 siswa yang lolos. Padahal, pagu untuk SMP kawasan mencapai 4.142 kursi.

Berdasar data ppdbsurabaya.net, banyaknya bangku kosong tidak hanya terjadi di SMAN 3 dan SMAN 19. Beberapa SMA kawasan juga kekurangan siswa. Di antaranya, SMAN 20, SMAN 3, dan SMPN 35. Lima sekolah itu harus bergabung dengan PPDB jalur umum untuk mengisi kekurangan siswa.

Misalya, di SMAN 20. Pagu sekolah di Medokan Semampir itu 303. Pada PPDB jalur kawasan, sebenarnya terdapat 426 siswa yang mendaftar. Perinciannya, 41 siswa memilih pada pilihan 1, sedangkan 385 memilih di pilihan 2. Namun, berdasar rekapitulasi data PPDB jalur kawasan, siswa yang diterima di SMAN 20 hanya 231 orang. Itu berarti masih ada 72 kursi kosong.

''Karena jumlah pagu kosong lebih dari satu rombel (rombongan belajar, Red), kami membuka pendaftaran di jalur umum untuk mengisi kekurangan tersebut,'' kata Kepala SMAN 20 Mamik Pujowati.

Tahun ini menjadi kali ketiga bagi SMAN 20 yang pagunya tidak terpenuhi. Tahun lalu SMAN 20 menyisakan 69 kursi yang akhirnya dipenuhi dengan PPDB jalur umum. Menurut dia, banyak bangku sekolahnya belum terisi karena mayoritas siswa memilih SMAN 20 sebagai pilihan kedua.

 ''Kebanyakan pilihan pertama adalah SMAN 16 karena satu subrayon,'' ucapnya.

Faktor lainnya, akses menuju SMAN 20 sulit. Tidak ada satu pun kendaraan umum yang lewat di depan sekolah tersebut. Siswa harus menggunakan jasa antar-jemput atau membawa kendaraan sendiri jika ingin bersekolah di SMAN 20.

Mamik mengungkapkan, prestasi siswa SMAN 20 sebenarnya selalu meningkat. Misalnya, itu dilihat dari banyaknya siswa yang diterima dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN).

''Tahun ini 71 siswa yang lolos. Jika dibandingkan dengan jumlah pendaftar, yang lolos SNM PTN naik 4 persen dari tahun lalu," bebernya.

Khusus untuk siswa yang bakal masuk melalui PPDB jalur umum, Mamik memastikan tidak ada pembedaan dengan siswa yang masuk melalui jalur kawasan.

 ''Kelasnya juga kami campur. Yang diterima melalui jalur kawasan dan umum kami jadikan satu,'' ungkap Mamik.

Sementara itu, di SMAN 19, jumlah siswa yang diterima melalui jalur kawasan sangat minim. Hanya 95 siswa. Pagu kosong justru sangat banyak, yakni 207 kursi. Solusinya sama, membuka PPDB jalur umum.

Kepala SMAN 19 Zainuri mengatakan, setiap tahun jumlah siswa reguler lebih mendominasi ketimbang siswa yang diterima melalui jalur kawasan. Meski begitu, dia memastikan tidak ada perbedaan pembelajaran antara siswa yang diterima melalui jalur sekolah kawasan dan jalur umum.

 ''Kurikulum yang digunakan sama, metode pembelajaran juga sama,'' katanya.

Tetapi, Zainuri memastikan bahwa siswa yang diterima melalui jalur kawasan akan ditempatkan di kelas tersendiri.

''Jika satu kelas ada 35 siswa, sedangkan yang dari jalur kawasan hanya 30 siswa, lima kursi sisanya kami isi dari jalur umum. Tetapi, biasanya kami lihat yang psikotesnya terbaik,'' ujarnya.

Menurut Zainuri, pengelompokan itu dilakukan karena siswa yang mendaftar melalui jalur kawasan lebih unggul jika dibandingkan dengan siswa reguler. Sebab, nilai minimum unas sudah ditentukan.

 ''Siswa yang lolos jalur sekolah kawasan otomatis juga unggul dari segi potensi akademis,'' katanya.(rst/puj/c4/fat/flo/jpnn)

 

Selengkapnya: www.jpnn.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.