Oleh: Suparlan *)
Www.jpnn.com tanggal 15 September 2016 mengunggah informasi tentang kerja sama Kemendikbud dengan DUDI (dunia usaha dan dunia industri) untuk menyiapkan dan menyalurkan tenaga kerja lulusan SMK. Dalam informasi tersebut, SMK menjadi fokus perhatian oleh Chairman PT Trans Retail Indonesia si Anak Singkong. Siapa lagi kalau bukan Chairul Tandjung?
Tenaga Kerja Menengah Terdidik
SMK adalah lembaga pendidikan formal yang menghasilkan lulusan untuk memenuhi kebutihan tenaga kerja profesional tingkat menengah. Direktur Pembinaan SMK, Mustaghfirin Amin, menyatakan Direktorat Pembinaan Pendidikan Menengah Kejuruan sepakat untuk menggandeng kerja sama dengan PT Trans Retail Indonesia untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja profesional tingkat menengah melalui peningkatan kompetensi peserta didik SMK. Dalam hal ini, fihak PT Trans Retail Indonesia, Chairul Tandjung menjelaskan bahwa perusahaan tersebut akan membuka 30 gerai retail baru di berbagai wilayah Indonesia pada tahun 2017 mendatang. Setiap gerai perusahaan tersebut membutuhkan sekitar 500 pekerja. Dengan demikian, perusahaan tersebut akan membutuhkan 15.000 tenaga kerja profesional tingkat menengah. 7.000 tenaga kerja di antaranya akan diambil diambil dari lulusan SMK. Nah, ibarat tumbu memperoleh tutupnya. Tumbu milik PT Trans Retail Indonesia memperoleh tutupnya dari lulusan SMK. Kloplah jadinya. Untuk ini, Mendikbud Muhadjir Effendy mengapresiasi inisiatif dan kontribusi dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan dan ekonomi bangsa.
Kerja Sama dengan DUDI
Untuk ini, “Kami sangat optimis terhadap peran serta DUDI yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan dan dalam menangani masalah bangsa pada umumnya.” “Mudah-mudahan kerja sama seperti ini bisa diikuti oleh pelaku bisnis besar lainnya,” jelas Mendikbud Muhadjir Effendy. Oleh karena itu, pemerintah telah menyiapkan pengembangan dan pembinaan pendidikan vokasi dengan mengembangkan PROGRAM LINKS AND MATCH di SMK dengan DUDI. Dengan mejalin kerja sama, dengan DUDI, SMK didorong untuk dapat mengoptimalkam keahlian siswa SMK. Dengan bidang keahlian yang telah optimal tersebut, maka SMK pasti akan dapat memenuhi permitaan Presiden Jokowi agar SMKN II Klaten Jawa Tengah untuk membuat prototype mobil pedesaan. Hanya dengan menggandeng DUDI, SMK Muhammadiyah I Imogiri, Bantul, Yogyakarta dapat mengembangkan prototype KUDA BESI (mobil balap) dengan 1.500 CC, dan berbagai inovasi lain juga dapat dikembangkan.
Sebenarnya program ini telah dimulai sejak Wardiman Djojonegoro menjadi menteri Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1995-an. Jika program Links and Match di SMK telah dapat dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen di negeri ini, seharusnya program ini telah menghasilkan kerja sama yang jauh lebih banyak dan lebih hebat lagi.
Menggandeng DUDI dan Membangun Super Team
Ketika menjadi Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Masdik.com telah memperoleh pelajaran dari Malaysia tentang bagaimana Pemerintah memang harus menggandeng DUDI untuk membangun pendidikan yang berkualitas. Pada saat itu (antara tahun 1996 – 2001), Kerajaan Malaysia sedang membangun Universitas Utara Malaysia (UUM) di Kota kelahiran Perdana Menteri Mahathir Muhammad. Kementerian Pendidikan Malaysia menggandeng perusahaan swasta untuk ikut terlibat dalam pembangunan pendidikan, misalnya menggandeng PT EON (Edaran Otomotive Nasional), dan perusahaan-perusahaan yang lain lagi. Untuk ini Kementerian Pendidikan tidak harus membangun ASRAMA MAHASISWA untuk universitas yang dalam proses pembangunan ini. Untuk menandai peran serta DUDI dalam membangun pendidikan. ASRAMA MAHASISWA dalam Bahasa Malaysia dikenal dengan nama KOLEJ KEDIAMAN. Oleh karena itu, nama KOLEJ KEDIAMAN EON dijadikan nama salah satu nama Asrama Mahasiswa di UUM. Dapatkah Indonesia mengambil pelajaran yang sangat positif dari Malaysia, meski antara Indonesia dan Malaysia pernah saling bermusuhan? Dengan menggandeng kerja sama antara Pemerintah dengan DUDI seperti tontoh tersebut, Pemerintah tidak harus menegerikan universitas swasta yang sudah maju, tapi cukup dengan memberikan bimbingan dan panduan. Justru pemerintah telah mendorong dan mendukung universitas swasta untuk secara mandiri berkembang menjadi universitas kelas dunia. Amin.
Referensi:
Djojonegoro, Wardiman. Fifty Years Development of Indonesian, Jakarta: Ministry of Education and Culture.
SMK Bisa Hebat, Edisi Gratis.
masdik.com.