Sarjana Komunikasi Belum Punya Peran Strategis

0
669

JPNN.com SURABAYA – Sarjana komunikasi di Indonesia belum memiliki posisi strategis di berbagai bidang. Padahal, peluang pasar cukup besar.

Terutama karena saat ini memasuki era keterbukaan informasi publik. 

Posisi-posisi penting yang semestinya diisi lulusan komunikasi, malah diisi di luar bidang komunikasi.

Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Jatim Prof Rahmah Ida menjelaskan, seharusnya posisi seperti menteri komunikasi, kepala dinas komunikasi, hingga hubungan masyarakat (humas), diisi oleh orang-orang komunikasi.

“Kenyataannya sekarang ini belum demikian. Justru bukan orang-orang komunikasi yang mengisi posisi tersebut,” kata Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) ini.

Padahal, lanjut Ida, jumlah sarjana komunikasi se Indonesia cukup tinggi. 

Jumlahnya mencapai 100 ribu orang. Di Jatim sendiri sekitar 10 ribu orang. 

“Organisasi ISKI harus diperkuat agar mampu dikenal masyarakat luas dan dapat mengambil peran penting,” ujarnya.

Ketua I ISKI Jatim Suko Widodo menambahkan, belum didapatnya posisi penting dari lulusan komunikasi harus dijadikan bahan evalusasi.

Utamanya mengenai kurikulum pendidikannya.

“Artinya masih belum ada link and match antara perguruan tinggi dengan dunia pasar,” ujarnya.

Untuk itu ISKI mendesak agar perguruan tinggi menyesuaikan diri. 

Baik dari sisi fasilitas perkuliahan hingga materi ajar.

“Pembelajaran harus aplikatif. Jangan hanya menghafal teori-teori komunikasi,” terangnya.

Dengan begitu, lulusan sarjana komunikasi dapat menjadi pendamping pemerintah, badan publik, perusahaan, hingga organisasi politik, dalam mengelola informasi publik. (han/no/jpg)

Selengkapnya: www.jpnn.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.