JAKARTA–Beredarnya buku olahraga dan kesehatan yang berisi konten yang belum layak untuk anak-anak kelas V SD di Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar), dinilai sebagai bentuk lemahnya pengawasan pemerintah.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dinilai kecolongan.
"Ini namanya kecolongan. Ini memang kesalahan kita semua, tapi yang paling bertanggung jawab ya pemerintah dalam hal ini Kemendikbud," kata Indra Charismiadji, pengamat pendidikan, kepada JPNN, Rabu (5/10).
Dia menambahkan, masuknya konten yang belum layak ke dalam buku pelajaran anak sekolah kelas V, merupakan kesalahan fatal. Mulai dari penulis, penerbit, sampai Kemendikbud mestinya jeli.
"Kalau sampai kecolongan begini artinya ada yang salah dengan sistem pengawasan pereadaran buku. Mudah-mudahan ini tidak disengaja. Bila sengaja, itu sudah sangat fatal," tegasnya.
Indra menyarankan, sebelum dampaknya menyebar luar pemerintah harus segera menarik buku tersebut karena tidak sesuai dengan standar isi buku.
"Cepat ditarik, jangan sampai efek negatifnya menular ke seluruh siswa," tandasnya.
Untuk diketahui buku olahraga dan kesehatan yang berisi konten tidak layak untuk anak-anak kelas V SD ditemukan di Pasaman, Sumbar.
Buku karangan Dadan Heryana dan Giri Verianti yang diterbitkan Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010 tersebut, kini juga jadi perbincangan di media sosial.
Informasi yang dihimpun Padang Ekspres (Jawa Pos Group), buku tersebut pertama kali diterbitkan Acarya Media Utama. Kemudian hak ciptanya dialihkan ke Kementerian Pendidikan Nasional.
Kemudian, diterbitkan kembali oleh Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010.
Buku setebal 144 halaman tersebut berjudul Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Dalam buku itu, ada pelajaran serta beberapa sub kanal judul yang membantu para siswa latihan selesai membaca tulisan.
Di dalam buku olahraga dan kesehatan tersebut ditemukan pertanyaan yang tidak semestinya dijawab murid SD.
BACA: Lapor Pak Menteri! Kok Buku Kelas V SD Isinya Seperti Ini?
Pada Bab 5 di buku tersebut tepatnya dari halaman 55 sampai 61 ada pertanyaan yang tak seharusnya ada dalam buku yang dikonsumsi murid SD. (esy/jpnn)
Selengkapnya: www.jpnn.com