Kedua-duanya memang sama-sama berbahaya! Jangan sekali-kali memilih salah satunya. Apa lagi dua-duanya. Masyaallah. Kedua-duanya termasuk dalam hitungan delapan tragedi (mungkin malah sebentar lagi jadi sembilan, dan kemudian menjadi sepuluh tragedi) yang kalau tidak hati-hati akan dapat terjadi di negeri tercinta Indonesia.
Pertanyaan yang perlu dijelaskan sekarang adalah manakah yang lebih berbahaya dari kedua tragedi tersebut? Korupsi atau narkoba? Untuk menjawabnya, tentu dengan berbagai alasan yang rasional. Setiap orang memiliki alasan personal, rasional, emosional, sosial spiritual masing-masing. Tulisan ini dimaksudkan untuk menjelaskan tentang beberapa alasan yang harus dipertimbangkan agar kita tidak terjebak pada pilihan yang salah.
Dampak kepada diri pribadi, keluarga, dan masyarakat bangsa dan negara
Tulisan ini akan menjelaskan tentang dampak kepada diri pribadi, keluarga, masyarakat bangsa dan negara kerena perilaku korupsi dan narkoba. Penjelasan tersebut diulas dengan menggunakan tabulasi sedehana, supaya lebih singkat, tidak bertele-tele. Orientasi utamanya memang untuk mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan memang lebih berasal dari dalam, dari hati yang paling dalam. Di sini, sambil kita menunjuk dengan jari ke dada kita masing-masing. Bukan dari dari sono. Sambil menunjuk dengan telunjuk tangan kanan. Dengan demikian, bukan orang lain yang menentukan. Tapi dari dirinya sendiri. Demikian juga untuk memperoleh kebahagiaan. Bukan dari korupsi dan bukan dari narkoba. Bukan karena salah satunya, apalagi karena kedua-duanya. Insya Allah. Tuhan Yang Maha Kuasa, dan Tuhan Yang Maha Tahu.
Apakah kebahagiaan manusia hanya dapat diperoleh dari segi ekonomis semata-mata? Justru yang paling penting adalah adalah kebahagiaan pada akhir kehidupan kita secara pribadi di masa akhir kehidupan kita, jangka panjang. Setiap diri pribadi kita masing-masing yang harus mempertanggungjawabkan kepada Yang Maha Kuasa.
Dampak korupsi kepada diri pribadi memang mempunyai implikasi negatif jangka panjang. Pada hari akhir nanti, diri kita masing-masing akan mempertanggungjawabkan kepada-Nya. Bahkan seluruh organ tubuh kita akan menyampaikan laporan kepada Yang Maha Kuasa tentang semua perbuatannya kepada Yang Maha Mengetahui.
Korupsi, untung rugi dari aspek pribadi, keluarga, dan masyarakat bangsa dan negara
Dari segi pribadi, perilaku korupsi memang sangat menguntungkan. Inilah cara mudah untuk menggarong uang rakyat untuk mengisi perut sendiri. Keluarga menjadi untung, bahkan beruntung selama tujuh keturunan. Tapi jangan lupa bahwa akibatnya masyarakat menjadi buntung.
Tabel berikut ini untuk menjelaskan dampak korupsi dari aspek pribadi, keluarga, dan masyarakat sebagai berikut:
PERILAKU KORUPSI | |||
No | Aspek | Untung | Rugi |
1 | Diri pribadi | Untung, sebagai cara mudah mengeruk uang rakyat dalam jangka pendek. | Rugi, dalam jangka panjang akan menjadi dosa besar yang akan dipertanggungjawabkan di hari kemudian. Semua organ tubuh kita akan melaporkan tentang apa saja yang dilakukan selama hidup. |
2 | Keluarga | Untuk untuk mengeruk uang rakyat dan menumpuk uang untuk tujuh keturunan | Rugi, memperoleh limpahan dosa yang telah dilakukan oleh diri pribadi, dan pasti akan memperoleh akibat dosa yang sama dengan diri pribadi yang melakukan. Ingat bahwa dengan melihat atau mengetahui perilaku korupsi tetapi tidak melaporkan perilaku korupsi tersebut kepada yang berwajib hukumnya sama dengan pribadi yang melakukan perilaku korupsi itu sendiri. |
3 | Masyarakat, bangsa, dan negara | – | Merugi, masyarakat memperoleh kerugian yang berlipat ganda dari perbuatan korupsi. Bahkan memperoleh kerugian dalam jangka panjang. Misalnya kerugian yang diperoleh masyarakat, bangsa, dan negara, sebagai akibat korupsi pendidikan, seharusnya sudah dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. |
Narkoba, untung rugi dari aspek pribadi, keluarga, dan masyarakat bangsa dan negara
Dibandingkan dengan korupsi, penyalah gunaan narkoba dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini
PERILAKU NARKOBA | |||
No | Aspek | Untung | Rugi |
1 | Diri pribadi | Untung tipuan telah memperoleh kenikmatan sesaat, dengan memperoleh kerugian sepanjang hayat. | Rugi secara pribadi sepanjang hayat. |
2 | Keluarga | – | Rugi, memperoleh dosa besar yang telah dilakukan oleh seorang anggota keluarga, dan pasti akan memperoleh akibat dosa yang besar dari perilaku yang telah dilakukan oleh anggota keluarga tersebut. Ingat bahwa dengan melihat atau mengetahui perilaku narkoba tetapi tidak melaporkan perilaku narkoba tersebut kepada yang berwajib hukumnya sama dengan pribadi yang melakukan narkoba itu sendiri. Meskipun dosa terbesar adalah berasal dari perilaku narkoba oleh seorang individu itu sendiri. |
3 | Masyarakat, bangsa, dan negara | – | Kerugian diri sendiri, tetapi kerugian yang terbesar adalah kerugian besar bagi masyarakat, bangsa dan negara kerena perilaku narkoba. Bahkan memperoleh kerugian dalam jangka panjang. Misalnya kerugian yang diperoleh masyarakat, bangsa, dan negara, sebagai akibat perilaku narkoba, meskipun dampaknya lebih banyak karena berlaku secara pribadi atau individual. |
Kesimpulan
Berdasarkan beberapa uraikan tersebut diatas kita dapat memetik beberapa butir-butir kesimpilan sebagai berikut:
- Kedua perilaku, baik korupsi maupun narkoba, kedua-duanya merupakan tragedi yang harus diwaspadai agar jangan sampai terjadi pada diri kita, keluarga kita, dan masyarakat bangsa dan bangsa kita;
- Kedua-duanya, baik korupsi dan narkoba, akan merusak anak bangsa dan membunuh anak negeri dan memusnahkan generasi, dari sisi aspek yang berbeda, dalam substansi yang sama, yakni merusak anak bangsa dan membunuh anak negeri dan memusnahkan generasi;
- Perliku korupsi mempunyai dampak yang lebih besar dan lebih panjang, karena: 1) karena berdampak kepada masyarakat secara lebih luas, bayangkan hasil korupsi tujuh turunan 2) dosanya adalah dosa besar akan diperoleh dengan waktu yang tidak terbatas,
- Perilaku narkoba memang membunuh diri sendiri, tetapi penyebarannya bak melalui urat nadi dan urat leher yang menjalar ke seluruh tubuh suatu negeri.
Depok, 17 Juli 2016