Mondok di Pesantren: Santri Dibimbing Sesuai Bakat dan Minat

0
1462

JPNN.com SURABAYA – Jika ada murid yang tidak menguasai kompetensi yang ditargetkan, maka guru  pendamping inilah yang mendapatkan teguran keras, bukan muridnya.

Maka para guru pendamping berlomba memotivasi para murid gemar belajar dan didampingi hingga mereka berkompeten.

Pada awal tahun ketiga, kegiatan ini lebih ditekankan, saat mereka harus menyiapkan diri menghadapi Ujian Nasional (UN) dan seleksi masuk sekolah yang lebih tinggi.

Bagi mereka yang menginginkan masuk ke PT (perguruan tinggi) tertentu, semua berkas diurus oleh pesantren sejak pendaftaran hingga benar-benar mereka diterima.

Santri tidak diperbolehkan kembali ke rumah orang tua masing-masing. Meskipun santri sudah dinyatakan lulus sekolah, sebelum mereka dipastikan mendapat tempat untuk melanjutkan studi.

“Selama satu bulan full, santri diberi try out persiapan masuk PT. Mau kemana? Mau keluar negeri atau dalam negeri, akan kami dukung dengan materi-materi pembelajaran,” jelas dia.

Selanjutnya yakni strategi diferensiasi produk pesantren. Hal itu karena tidak semua siswa memiliki kompetensi dan minat yang sama.

“Agar mereka tertarik memilih sekolah sesuai dengan minat dan kemampuannya, maka diberikan pilihan produk yang beragam. Ini semacam strategi marketing,” jelas dia.

Para santri diberi kebebasan untuk memilih sekolah umum atau sekolah agama berbasis pesantren (SMP-SMA atau MTs-MA Unggulan).

Ada program unggulan reguler dan ada pula Program Kelas Akselerasi (Aksel). Program Aksel sekarang namanya diganti dengan Kelas Cerdas Istimewa/CI, karena ada  kebijakan pemerintah yang sempat menghentikan program ini.

Ada juga SMP-SMA Full Day School khusus di Surabaya, ada sekolah umum berbasis pesantren yang berorientasi hanya untuk studi umum dan hafalan Alquran.

“Untuk yang memiliki IQ di atas rata-rata diberikan pilihan program Excellent. Waktunya ditempuh dua tahun. Tahun ketiga hanya fokus dauroh, penguasaan IT, bahasa Arab dan Inggris serta diberi kesempatan belajar. Sedangkan pada program Unggulan Bertaraf Internasional (MBI) yang berorientasi sekolah ke luar negeri,” paparnya.

Dengan banyaknya ragam produk unggulan yang mereka ditawarkan, para siswa bisa memilih sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Tentu saja berdasarkan hasil seleksi.  “Nantinya akan dijuruskan dari awal pendidikan,” sambungnya. 

Wagub Jatim Syaifullah Yusuf mengatakan, jumlah santri di beberapa ponpes di Jatim mengalami dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. 

Hal ini tentu saja karena ponpes terkait mampu memberikan apa yang dicari orang tua.

“Pondok pesantren tidak hanya mengajarkan masalah rohani saja. Melainkan juga belajar ilmu pengetahuan umum seperti layaknya anak sekolah umum,” kata Gus Ipul, sapaan karibnya, dalam sebuah kesempatan.

Dalam beberapa kasus, lulusan ponpes juga malah lebih jago. Karena selama mondok belajarnya lebih komplit, ilmu agam dan pengetahuan umum. 

Beda dengan di sekolah umum, yang pelajaran agamanya terbatas.

“Saya melihat ada niat yang kuat dari kiai di ponpes, bagaimana mempersiapkan generasi yang utuh sejak dahulu. Artinya agama, akhlak, dan kemandirian diajarkan,” sambungnya. (opi/jpg)

Selengkapnya: www.jpnn.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.