SURABAYA – Siswa Indonesia kembali meraih prestasi di kancah internasional. Kali ini kebanggaan itu datang dari tiga siswa SMA Katolik St Louis, yakni Billy Kurniawan, Agatha Carlina Putri, dan Leonardo Edgar. Mereka berhasil menyabet medali emas dalam ajang International Standards Olympiad ke-11 di Korea Selatan pada 4-5 Agutus.
Pada olimpiade yang mengasah kreativitas siswa dalam merancang prototipe delivery drone systemdan esai self driving car tersebut, perjuangan Indonesia tidaklah mudah. Mereka harus bersaing dengan 26 tim dari berbagai negara. Antara lain, Jepang, Malaysia, Peru, Rudana, dan Korea Selatan. "Utamanya tim dari Jepang dan Korea Selatan. Mereka lawan terberat kami," ujar Billy.
Untuk membuat sebuah rancangan drone, menurut dia, panitia sudah menyediakan beberapa alat. Misalnya, papan tripleks, suntikan, slang, minyak goreng, sumpit, kawat, baut, dan foam. Untuk merancangnya, setiap tim diberi waktu selama empat jam.
Sempat merenung cukup lama, ketiganya sepakat membuat model drone yang memiliki wadah pengangkut barang yang berpatok pada keseimbangan. Yakni, dengan meletakkan papan tripleks di bawah drone dan satu papan yang lain di atasnya. Agar barang tidak jatuh saat dibawa terbang, di setiap sudut papan, dipasang kawat untuk menjepit barang.
Tidak ingin bahan dari panitia mubazir, ketiganya memasang sumpit secara melingkar di setiap sudutformax board. "Jadi, fungsinya seperti jeruji yang mengikat barang dengan kencang," ucap Agatha.
Meski puas merampungkannya tepat waktu, ketiganya sempat minder ketika melihat hasil pekerjaan mereka. "Milik kami paling aneh," tuturnya. (elo/c20/nda/pda)
Selengkapnya: www.jpnn.com