Peringatan Tujuh Belasan dan Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila

0
1685

Oleh: Suparlan *) 

Kini saya tidak jadi ketua RT lagi. Menjadi ketua RT hanya lima tahunan. Sama dengan lama jabatan menjadi presiden. Saya menjadi ketua RT pada tahun 2008. Kini tahun telah berjalan ke tahun 2016. Jadi saya menjadi ketua RT sudah terjadi delapan tahun lalu. Tapi alhamdulillah menjadi ketua RT setidaknya memiliki pengalaman tersendiri. Saat itu pengurus RT mendirikan PAGAR LIMA (paguyuban arisan RT lima), yang sebenarnya dapat hidup sampai saat ini. Dalam era defisit anggaran seperti saat ini, tentu dengan acara arisan dengan tujuan agar dapat sedikit membantu ibu-ibu untuk menghemat atau setidaknya masih ada harapan masih punya simpanan duit yang akan diperoleh saat arisan berikutnya.

 

tujuh belasan

Door prizes

Selain itu, saya telah berhasil menggagas acara peringatan tujuh belasan. Bersama dengan pengurus yang lain, saya dapat menghidupkan acara peringatan tujuh belasan. Sampai saat ini, acara tersebut masih terus berlangsung, meskipun kini kebanyakan hanya diikuti oleh anak-anak untuk dapat mejeng dalam acara karnaval. Acara jalan santai membuat ibu-ibu dan bapak-bapak dapat dapat melemaskan otot dari bekerja keras mencari sesuap nasi semangkok mutiara. Itulah kata ibu-ibu yang sedang menuntun cucunya dalam acara jalan santai yang diikuti anak-anak dan orang tuanya. Tapi keikutan orang tuanya sebenarnya kebanyakan karena ingin memperoleh hadiahnya saja. Itu saya ketahui saat makan bubur sumsum selepas jalan santai. “Ayo doorprizesnya segera dibuka,” teriaknya sambil tertawa. Tapi itu tak mengapa. Itu menunjukkan telah ada motivasi positif dari warga.

Tema kegiatan peringatan tujuh belasan dari dulu sampai sekarang memang “dari-oleh-dan untuk anak-anak dan warga” khususnya RT 05 yang melibatkan RW 23, termasuk PKK-nya. Saat itu, biayanya diperoleh dari sumbahan sukarela dari warga. Istilahnya sumbangan SUSU TANTE, artinya sumbangan suka rela tanpa tekanan. Besarnya ketika itu sekitar Rp20.000,00. Kebersamaan yang paling penting. Alhamdulillah. Warga yang mempunyai rezeki berlebih ternyata telah memberikan sumbangan jauh lebih besar lagi. Bahkan daoat memberikan sumbagab in natura. Sebagai ketua RT saat itu, saya merasakan adanya kebersamaan, bukan hanya dalam wacana, tetapi benar-benar dalam praktik kehidupan.

Pada tahun 2016 ini, sebagai sesepuh di lingkungan ini saya memperoleh kehormatan untuk dimintai sumbangan oleh anggota Karang Taruna. Alhamdulillah, acara peringatan tujuh belasan pada tahun 2016 ini masih meneruskan tradisi lama. Gerak jalan sehat pastilah menjadi acara yang paling menarik. Tujuannya adalah agar kita sehat. Di samping juga untuk sekali lagi untuk kebersamaan. Yang paling penting adalah untuk membuat anak-anak bermain dengan senang. Bukankah bermain merupakan hak anak-anak kita, selain anak-anak mempunyai hak untuk memperoleh nama yang baik.

Kuis Satu Kata Pancasila

Acara berikutnya yang tidak kalah menariknya adalah Lomba Untuk Anak-Anak. Acara balap karung, makan krupuk sering menjadi yang menarik untuk diikuti anak-anak. Tujuannya untuk menghadirkan keceriaan bagi anak-anak. Dalam pikiran saya, sebenarnya ingin mengadakan acara KUIS SATU KATA TENTANG PANCASILA. Saya pernah menyusun KUIS SATU KATA BULAN RAMADAN yang sebenarnya sangat baik untuk diadakan di Masjid Al-Mujahidin. Tapi hanya terjadi dalam angan-angan. Pada acara tujuh belasan tahun 2016 ini, acara kuis itu pun tidak memperoleh dukungan. Tapi alhamdulillah tulisan saya berjudul GARUDA PANCASILA telah berhasil saya tulis dan saya gandakan. Saya hanya mencoba menggandakan dua puluh eksemplar saja. Saya tidak menggandakan lebih banyak lagi, karena beberapa pertimbangan. Apa iya orang mau membacanya? Saya tahu persis bahwa minat baca di negeri ini masih rendah. Tentu saja termasuk minat baca warga Perumahan Taman Depok Permai. Lebih rendah dibandingkan dengan minat baca orang Vietnam. Akhirnya, ya sudahlah saya gandakan sekian saja. Untuk percobaan saja. Kalau untuk masa mendatang minat baca warga telah meningkat, akan diusahakan lebih banyak lagi.

Tujuan utama penyebaran tulisan GARUDA PANCASILA tersebut adalah untuk sosialisasi tentang Makna Lambang Negara, termasuk makna yang benar tentang Bhinneka Tunggal Ika. Ketika saya tanyakan tentang makna Bhinneka Tunggal Ika, kebanyakan masih memberikan makna yang salah, yakni IKA artinya SATU. Padahal seharusnya TUNGGAL artinya SATU. Sedang IKA artinya adalah ITU. IKA adalah Bahasa Sansekerta, artinya ITU. Sama dengan Bahasa Jawa Kuno IKA artinya IKU yang dalam Bahasa Indonesia sama dengan ITU. Pemahaman maka Bhinneka Tunggal Ika tersebut perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Dengan demikian Bhinneka (Bhinna Ika) Tunggal Ika artinya BERBEDA ITU, SATU ITU. Yang benar maknanya adalah MESIKIPUN BERBEDA-BEDA, TETAPI TETAP SATU JUGA. Di masa mendatang, ingin rasanya saya mengadakan sosialisasi tentang makna Bhinneka Tunggal Ika tersebut. Mengapa? Memang itu berasal dari Bahasa Sansekerta. Kemudian menjadi Bahasa Jawa Kuno. Kedua bahasa itu sudah tinggal kenangan. Itu pun saya buka dari Wikipedia. Bhinneka Tunggal Ika Tan Hanna Dharma Mangrua. Begitulah kira-kira. Itulah sebabnya banyak orang tak tahu maknanya. Tidak mengapa, karena yang penting adalah pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai way of life. Tidak suka tawuran antarsiswa. Tidak suka berseteru antartetangga. Itulah pengamalan nilai-nilai Pancasila. Tapi soal nilai kejujuran memang ternyata tidak ada dalam 45 butir nilai Pancasila. Benarkah itu? Saya coba mencari-cari dalam naskah yang diterbitkan MPR. Ternyata memang benar. Itulah sebabnya saya mencoba menulis dengan tajuk “Tidak jujur, negara hancur”. Sampai saat ini tidak ada yang memberikan komentar. Bagaimana ya? Mudah-mudahan ada yang membaca tulisan ini. Memang pekerjaannya menulis. Apa lagi kalau tidak menulis. Termasuk menulis ketika adzan sudah mulai dikumandangkan, untuk mengingatkan agar kita salat Subuh berjamaah di Masjid, juga sebagai pengamalan sila-sila Pancasila. Amin.

Pengamalan Pancasila

Apalagi dengan memberikan mengadakan sosialisasi PENGAMALAN SILA-SILA PANCASILA, secara lebih kontekstual. Dari empat puluh lima butir-butir sila-sila Pancasila yang dihasilkan oleh MPR ternyata tidak memiliki butir nilai KEJUJURAN. Padahal nilai KEJUJURAN merupakan butir nilai yang terpenting untuk kita amalkan dalam perilaku hidup dalam kehidupan secara pribadi, bermasyarakat, dan bernegara. Pengamalan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia masih perlu kita laksanakan. Tanggal 1 Juni telah ditetapkan sebagai menjadi hari lahir Pancasila. Kapan nilai-nilai Pancasila dapat diamalkan dalam kehidupan? Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Kalau tidak kita, siapa lagi? Insya Allah.

Oleh karena itu, pean kita, siapa lagi?

Depok, 13 Agustus 2016.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.