Bajay Merdeka

0
1148

Oleh: Suparlan

Apa saja bisa ditulis. Apa lagi yang menarik. Apa yang menarik? Yang sesuai dengan hati nurani ini. Sambil menunjuk dada sebelah kiri seperti penyanyi itu! Termasuk ketika sedang duduk di dalam bus jemputan kantor. Seorang ibu teriak! Itu ada bajay merdeka!! Semua penumpang bus jemputan menoleh ke arah bajay yang melintas di dekat bus jemputan. Para penumpang sudah mulai terkantuk-kantuk. Seperti saya, yang sejak tadi nanar mencari bajay yang disebut oleh ibu itu. Para ibu akhirnya dapat melihat mobil yang disebutkan tadi. Sebuah bajay. Sama sekali bukan mobil mewah, seperti yang biasa kita lihat melintas di dekat mobil jemputan. Tapi sopir kami lebih cekatan dari mobil mewah itu. Itu pasti. Insya Allah. Oh ya, ada satu bajay yang memasang bendera merah putih di belakang mobil bajay-nya. Ada tulisan MERDEKA di bawahnya. Ohh, sayang terabadikan. Tidak dapat ngeklik HP yang ada dalam. Nah inilah perlunya siap sedia di segala situasi bagi seorang penulis. Lewatlah sudah, kecuali yang masih di angan-angan untuk ditulis dan diunggah ke laman pribadi. Meski hanya menjadi selembar tulisan, nilainya menjadi sejuta harapan. Karena banyak juga orang yang ngeklik tulisan itu. Alhamdulillah.

Dua naskah tulisan belum di-submit ke penerbit. Tulisan itu mesti harus dibaca lagi. Karena menurut teori menulis, waktu yang paling lama untuk menulis adalah revising (revisi) dan editing (menyunting). Benar juga teori ini. Tapi yang paling penting adalah mengabadikan peristiwa BAJAY MERDEKA itu. Karena apa? Karena momentumnya pas banget dengan peringatan tujuh belasan yang sudah banyak tulisan sudah saya unggah ke laman. Mudah-mudahan banyak juga yang membaca. Saya ingat dengan kemampuan baca anak-anak SD di negeri ini. Pembaca tentunya ingin tahu? Lebih rendah dari negara Vietnam, yang merdekanya tanggal 2 September 1945. Hampir sama dengan negara kita. Tapi, kedudukannya dalam tes PISA (The Program for International Student Assessment) untuk anak-anak usia 15 tahun justru melejit ke urutan ke-12. Indonesia menduduki urutan ke berapa? Kalau biasa ngeklik internet, tentu pembaca akan dapat mengetahui urutan ke berapa.

Siapa yang merdeka? Merdeka dalam bidang apa?

Seharusnya yang merdeka adalah kita semua, termasuk pemilik bajay tersebut. Karena di mobilnya telah diekspresikan tulisan merdeka. Tapi Prof. Dr. Suyanto, Ph.D. pernah menulis puisi “Kapan kita merdeka lagi?” Karena menurut beliau, tanggal 17 Agustus 1945 adalah baru merupakan kemerdekaan dalam bidang politik. Karena dalam bidang sosial-ekonomi kita belum sepenuhnya merdeka. Kemampuan baca anak-anak SD kita masih di bawah negara Vietnam. Defisit anggaran masih membuat pusing para ahli ekonomi. Masih ada anak-anak jalanan yang tidak bisa sekolah. Trenggalek, kampung halaman hamba, juga telah terjadi longsor. Dan sebagainya. Mudah-mudahan pemilik bajay merasakan kemerdekaan itu. Minimal merdeka untuk mengekpresikan kata merdeka di bajay-nya.

Indonesia Raih Dua Poin Kemenangan dalam Lomba Debat Sedunia

Pembicaraan para penumpang bajay melebar ke masalah lain. Penumpang lain tidak melihat kendaraan lain yang memasang bendera merah putih. Termasuk dalam mobil-mobil mewah yang telah membuat macet di jalan raya. Karena itulah di bus way tertulis MERDEKA ATAU MA … CET. Satu ekspresi tersendiri dari pemilik bus way yang sering melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta. Penerapan sistem ganjil genap juga belum memperoleh hasil. Karena masalahnya adalah kesenjangan antara panjang jalan dengan jumlah kendaraan. Itu bukan kata saya, tapi kata Pak Wardi, supir bus jemputan yang dengan setia mengantarkan para pegawai Kependikbud, mulai dari pukul 05.30 WIB setiap hari, dan pulangnya mulai puluk 16.00 WIB. Dengan lincahnya Pak Wardi akhirnya lolos dari kemacetan di jalan raya, dan sampailah para penumpang di Gedung E tepat pukul 07.00 WIB. Kami semua mengucapkan alhamdulillah. Terus langsung ke tempat mengambil wudhu untuk shalat duha sebagai bentuk pengamalan nilai-nilai Pancasila di hari kemerdekaan ini. Meski tidak ikut upacara bendera, perkenankan saya ikut mengucapkan pekik MERDEKA, sebagaimana saya ucapkan ketika memberikan paparan dalam workshop Dewan Pendidikan. MERDEKA! Para peserta workshop pun membalasnya dengan lebih bersemangat MERDEKA!!! Seperti lagu merdu yang dilantunkan oleh FARIZ RM. Para penyinta lagi dapat membuka PEKIK MERDEKA WOW…

Depok, 17 Agustus 2016

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.