Era Teknolgi Informasi dan Komunikasi

0
998

Oleh: Suparlan *)

Hampir setiap hari aya naik bus jemputan ke kantor. Alhamdulillah sekali jalan dari depan rumah sampai ke kantor saya telah dapat menyelesaikan satu artikel pendek dua halaman kuarto dengan font dua belas time new roman, dengan spasi tunggal. Kali ini saya tertarik dengan kebiasaan para ibu yang membuka HP dengan koneksi WA-nya. Syukur ada satu dua ibu-ibu yang membuka Quran untuk membaca. Tapi kebanyakan saya lihat hanya buka WA yang isinya banyak foto-foto kawan dan dirinya sendiri yang sedang mejeng selfi. Ya itulah fenomena yang saya amati dewasa ini. Di masjid pun para bapak juga demikian. Rupanya era teknologi telah menjadi budaya sehari-hari. Bahkan budaya itu telah merebet kepada anak-anak dengan Iped-nya. Wallahu alam, perlu penelitian lebih lanjut dampak positif dan negatif dalam bidang pendidikan.

Kontroversi teori evolusi

Dalam buku saya bertajuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, saya mengutip pendapat Richard Leakey dalam tulisannya bertajuk Asal-Usul Manusia. Pertama, kehadiran manusia pertama tentang teori evolusi yang mendapat banyak kritikan, karena manusia pertama yang dijelaskan itu dikenal sebagai benatang kera yang berdiri tegak. Kehadiran “manusia pertama” antara 7 juta sampai 5 juta tahun yang silam dengan proses evolusi yang banyak ditentang karena yang dijelaskan itu adalah bukan manusia pertama yang sesungguhnya, tetapi kera yang berdiri tegak. Kedua, meskipun mahluk ini telah memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungannya masing-masing tapi belum dapat disebut sebagai manusia pertama. Ketiga, kemunculan genus homo sapiens ditengarai sebagai manusia pertama, karena telah memiliki bahasa, kesadaran, daya cipta, dan kecakapan teknologi. Tapi teknologi yang dikuasai adalah teknologi sangat sederhana, seperti memotong pohon dengan batu yang diasah, membuat api, dan sebagainya. Genus inilah yang dapat disebut sebagai manusia pertama, dan dapat disebut sebagai manusia modern yang telah mengukir sejarah panjang perkembangan kecerdasan manusia.

Sejarah panjang perkembangan kecerdasan manusia

Singkat kata, pakar antropologi tersebut telah menjelaskan empat era yang dilalui manusia dalam kehidupannya. Empat era perkembangan kecerdasan manusia tersebut dikenal sebagai berikut:

Pertama, dikenal dengan era FOOD GATHERING atau pengumpulan bahan pangan. Sesuai dengan tingkat adaptasinya, maka pada era ini manusia hidup di gua-gua dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden). Bahan makanan berupa tumbuh-tumbuhan dan hewan tersebut telah disediakan secara cukup oleh alam. Inilah kebenaran firman Allah SWT yang menjelaskan manusia akan memperoleh rezekinya masing-masing sesuai dengan tingkat usaha manusia yang dilakukannya. Bahan makanan tersebut makin hari semakin berkurang sesuai dengan banyak sedikitnya jumlah manusianya. Teori Malthus berlaku di sini. Manusia bertambah secara deret ukur, sedang bahan makanan bertambah menurut deret hitung. Oleh karena itu tingkat perpindahannya semakin jauh dan akhirnya memerlukan teknologi transportasi. Binatang menjadi jenis transportasi pertama yang digunakan, di samping jenis transportasi yang lain. Akhirnya bahan makanan yang diperlukan manusia pun semakin terbatas, bahkan sampai pada tingkat tertentu, manusia tidak memperoleh bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kedua, lahirlan era GREEN REVOLUTION atau Revolusi Hijau, yang melahirkan pertanian dan kehutanan sebagai andalan utamanya. Dalam era ini, manusia belajar bertani, misalnya menanam biji-biji makanan, yang merupakan sisa-sisa berbagai macam biji-bijian yang telah dimakan. Apa yang telah dilakukan manusia pada era ini merupakan tingkat adaptasi yang sudah semakin cerdas yang dimiliki manusia. Dalam era ini pun kebutuhan bahan makanan yang diperlukan juga semakin menipis dan tidak lagi mencukupi lagi. Oleh karena itu, timbul gagasan untuk membuat alat atau teknologi untuk memperbanyak jumlah makanan yang diperlukan. Pada era ini manusia telah membuat alat penumbuk padi agar bahan makanan yang dihasilkan menjadi banyak. Tetapi alat ini pun harus dimodifikasi menjadi mesin untuk menggantikan tenaga manusia dengan gagasan membuat mesin industri.

Ketiga, maka lahirlah era yang dikenal dengan INDUSTRIAL REVOLUTION atau revolusi industri. Perjalanan sejarah manusia pun tidak akan berhenti sampai di sini. Mesin-mesin yang diciptakan manusia pun semakin banyak dan beragam. Teknologi yang dihasilkan pun semakin canggih. Tentu saja perkembangannya ditunjang dengan penemuan ilmu pengetahuan yang tidak pernah akan berhenti.

Keempat, hari berganti hari menjadi minggu. Minggu berganti minggu menjadi bulan. Bulan berganti bulan mejadi bulan menjadi tahun. Tahun berganti tahun menjadi abad, dan abad berganti abad, kini kita telah sampai kea bad XXI. Pada abad XXI inilah manusia mengamati satu era yang dikenal sebagai era TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK), yang ditandapi dengan penggunaan komputer dalam setiap kegiatannya. Persis sama dengan para ibu dan bapak, serta kita semua yang setiap hari disibukkan dengan menggunakan komputer.

Empat era perkembangan kecerdasan manusia tersebut bukanlah sepotong-potong dan berhenti untuk masing-masing era. Perkembannnya merupakan satu kesinambukan dan berkenanjutan, tidak putus di tengah jalan.

Manusia pada zaman ini adalah manusia sejarah. Bukan zaman prasejarah. Oleh karena itu, pekerjaannya antara lain adalah menuliskan perkembangan sejarahnya sendiri, sejarah umat manusia. Mudah-mudahan bermanfaat. Amin.

Depok, 25 Agustus 2016.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.