Wali Kota Surabaya Menjadi Contoh

0
1086

Oleh: Suparlan *) 

Sahabat saya, Satria Dharma, telah lama mengidolakan Wali Kota Surabaya ini. Tri Rismaharini telah menjadikan Kota Surabaya sebagai Kota Literasi pertama di negeri ini. Tanya mengapa dan bagaimananya menjadikan Kota Literasi pertama? Silahkan hubungi Satria Dharma melalui lamannya www.satriadharma.com. Sahabat lama sejak beliau menjadi Ketua Dewan Pendidikan Kota Balikpapan. Tokoh Literasi ini sekarang pulang kampung ke Surabaya, setelah berhasil mendirikan beberapa STIKOM di Bali, Bandung, dan Balikpapan. Kalau seandainya Masdik.com bisa pulang kampun Surabaya, ingin saranya bergabung dengan Satria Dharma. Wallau alam. Banyak orang berfikir Wanita yang tak pernah berhenti ini bisa menjadi Gubenur DKI Jakarta. Allah SWT yang maha mengatur. Salah satunya adalah karena kreativitasnya yang tidak pernah berhenti.

Super team

Masdik.com mencoba menjelaskan tentang sedikit gagasan Tri Rismaharini memberikan seratus beasiswa kedokteran bagi warganya untuk menjadi dokter. Kuncinya adalah kerja sama Pemerintah Daerah dengan Universitas Airlangga. Inilah kelemahan negeri ini, yakni membangun kerja sama. Masdik.com selalu mengingatkan kata-kata mutiara ini, “we are not looking for a superman, but we are looking for a super team.” Ktia tidak mencari seorang superman, orang yang hanya bekerja sendiri seperti superman. Tapi kita mencari sebuah tim yang super, kata Pak Mario Teguh. Cobalah semua Pemda Provinsi bekerja sama dengan universitas di provinsinya masing-masing untuk bekerja sama tentang apa saja. Bahkan Pemba dapat memulai kerja sama dengan DUDI (dunia usaha dan dunia industri) di daerahnya masing-masing.

Kerja sama tersebut sebenarnya diadopsi dari Malaysia, ketika selama lima tahun Masdik.com bekerja di Malaysia sebagai Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Ceritanya, kerajaan (artinya pemerintah) Malaysia akan membangun satu universitas di Kota Kelahiran mantan Perdana Menteri Mahathir Muhammad. Apa yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan? DUDI diajak kerja sama membangun universitas tersebut. Kolej Kediaman (artinya Asrama Mahasiswa) dibangun oleh DUDI, maka dinamailah Kolej Kediaman X sesuai dengan nama perusahaan yang membangunnya, demikian juga gedung-gedung yang lainnya. Singkat kata jadilah Universitas Utara Malaysia yang megah itu.

Kreativitas Pemda Kota Surabaya tidak berbeda dengan Kerajaan Malaysia tersebut dalam bidang yang sedikit berbeda. Tri Rismaharini bekerja sama dengan Universitas Airlangga untuk menghasilan para dokter yang diharapkan untuk membangun kesehatan warga kota Surabaya. Asyikk kan, jelas Masdik.com kepada pembacanya.

Pemkot Surabaya menyiapkan 100 beasiswa untuk masuk kedokteran di Universitas Airlangga (Unair). Sementara Unair membuka kelas khusus program beasiswa kedokteran. Tentu saja dengan persyaratan khusus yang berbeda dengan kelas reguler Kelas tersebut berbeda dengan program reguler. Termasuk tes masuknya. ”Tes masuknya, saya minta grade kelulusannya dibuat lebih rendah daripada program reguler,” ujar Risma di ruang kerjanya. Sudah tentu Unair punya kewajiban untuk menggenjot kualitas proses pembelajaran agar dapat meningkatkan kualitas lulusannya kelak. Risma berharap beasiswa bisa terserap seluruhnya dengan penyesuaian grade kelulusan tersebut.

Pemkot Surabaya telah memperoleh pengalaman dengan program sebelumnya, yakni program beasiswa program vokasi yang lebih dulu dibuka. Untuk program vokasi tersebut, Unair telah membuka 100 beasiswa, tapi yang lolos hanya 90 orang. Secara prinsip, Risma menyebut Unair sepertinya tidak keberatan dengan program beasiswa kedokteran pemkot. ”Rasanya sudah ada green light. Cuma mereka kan perlu pembahasan di internalnya saja,” jelasnya. Pembahasan itu seperti menyangkut ketersediaan kelas dan pengajar. Jika telah terjadi kesepakatan, tahun ini rencananya langsung dibuka beasiswa kedokteran untuk 100 pelajar.

Bahkan, program kerja sama tersebut bukan hanya beasiswa kedokteran. Pemkot juga tengah menjajaki kerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Beasiswa itu ditujukan untuk jurusan teknik sipil, tetapi nonsarjana. Lantaran masih dibahas di internal ITS, Risma belum bisa memastikan apakah program tersebut setara D-4 atau D-3. Pemkot juga tidak ingin membebani para penerima beasiswa dengan ikatan dinas. Tri Rismaharini beralasan, pemkot tidak bisa menjamin para dokter itu bisa menjadi PNS.

”Kalau mau menjadi PNS di pemkot, saya inginnya semua tes dengan ketat,” tegasnya. Karena itu, seluruh lulusan penerima beasiswa tersebut dibebaskan mau mengabdi di mana. Risma sendiri berharap para dokter lulusan program beasiswa itu bisa tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Nah ini dia, sifatnya yang tidak individualis, tapi altruis. Boleh jadi, Tri Rismaharini memang dominasi otak kanan. (Mohon dibaca tulisan Menebak Kecerdasan). ”Biarkan arek-arek Suroboyo nanti mengabdi di seluruh Indonesia. Saya inginnya mereka mengisi daerah-daerah yang kekurangan dokter,” jelasnya.

Referensi: http://www.jpnn.com/read/2016/09/10/466577/Asyikkk!-Pemkot-Bagi-Seratus-Beasiswa-Kedokteran

Depok, 10 September 2016.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.