Dosen Nyentrik, Dahulu Dianggap Freak, Kini Banyak Ditiru

0
1327

SURABAYA–Melihat dosen berpakaian kemeja lengan panjang dan celana bahan nan rapi tentu sudah biasa. Pernah lihat dosen berpenampilan nyentrik? Itu yang dilakukan Andrian Dektisa, Johannes Djoko Wirjawan, Bambang Tjahjadi, dan Madu Ratna. Penampilan mereka berbeda dari kebanyakan praktisi akademik pada umumnya. Mereka lebih senang berdandan nyentrik.

Andrian contohnya. Saat itu puluhan pasang mata menatap tajam kepada Andrian Dektisa yang melangkahkan kaki menuju ruang kuliah di gedung P Universitas Kristen (UK) Petra. Penampilan pria 48 tahun itu berhasil mencuri perhatian semua orang di gedung tersebut.

Siang itu, Andrian kembali menggunakan kostum nyeleneh. Dia memakai kostum Koninklijk Nederlands Indisch Leger (KNIL) saat mengajar. Sejak tiga tahun lalu, Andrian menjadikan kostum KNIL sebagai seragam dinasnya. Hampir setiap hari dosen Fakultas Desain Komunikasi Visual (DKV) UK Petra itu menggunakan kostum ala tentara Belanda saat bertemu mahasiswa.

"Ketika mengajar, bahkan menguji mahasiswa skripsi, saya juga pakai pakaian KNIL," katanya.

Andrian menuturkan, pada 2013, dirinya tengah merampungkan disertasi dengan tema Perayaan Visual Parodi Serdadu KNIL Anjing Nikah. Nah, dalam pembuatan karya ilmiah untuk memperoleh gelar doktor tersebut, Andrian sempat mengalami kebuntuan.

Akhirnya, dia menceritakan problem itu kepada salah seorang rekannya. Nah, rekan Andrian tersebut memberi nasihat, jika ingin menggambarkan isi ruangan, seseorang harus masuk ke dalam ruangan itu.

"Mau menjadi tentara Belanda sungguhan kan nggak mungkin. Maka, saya menggunakan kostumnya saja untuk merasakan bagaimana menjadi tentara Belanda itu," tutur alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu.

Berawal dari ingin menjiwai karya disertasi, kini Andrian justru keterusan. Saat ini Andrian merupakan salah seorang kolektor kostum KNIL di Surabaya.

Pria kelahiran 24 Agustus 1968 itu memiliki 16 pasang seragam pasukan KNIL. Di antaranya, pasukan anjing nikah, gajah merah, gagak, tokek, dan panser.

"Untuk pakaian, tidak ada yang orisinal. Tapi, saya membuatnya persis yang asli," ujarnya.

Namun, untuk koleksi senjata, Andrian mengaku semuanya orisinal dan pernah digunakan untuk perang. Misalnya, klewang milsco. Klewang tersebut digunakan tentara Belanda saat perang Aceh pada 1830-an.

Andrian menuturkan, klewang itu dia dapat dari salah seorang kolektor di Jombang. Ceritanya, rekannya di Jombang tersebut membeli dari salah seorang petani. Pedang itu digunakan untuk menyabit rumput. "Karena teman saya tahu bahwa itu klewang asli, makanya dibeli," ujarnya.

Tapi, ketika dibawa ke rumah, klewang tersebut justru mendatangkan cerita mistis. "Dia cerita, setelah dibawa ke rumah, istrinya kesurupan. Maka, dia meminta saya untuk membelinya," imbuhnya.

Pria yang juga pernah mengenyam pendidikan S-2 di Universitas Airlangga (Unair) itu menyebutkan, selain klewang, dia punya koleksi helm dan sepatu pasukan KNIL. Keduanya juga orisinal.

Ketika kali pertama menggunakan seragam KNIL, Andrian sempat menjadi bahan olok-olokan. "Dipikire wong gendeng (dikiranya orang gila, Red). Ke kampus pakai pakaian perang," ucapnya.

Namun, Andrian mengaku tidak peduli terhadap pandangan orang lain. Saat itu, dia hanya berpikir bahwa disertasinya harus segera selesai. Salah satu cara mempermudah mengerjakan disertasi tersebut ya dengan membayangkan bisa menjadi tentara KNIL.

Tapi, saat ini karena kostum tentara KNIL tersebut, Andrian justru kian terkenal di UK Petra. Pakaian itu menjadi salah satu ciri Andrian. Saking seringnya menggunakan segaram KNIL, Andrian kerap dipanggil Pak Andrian KNIL. (rst/c6/fat/flo/jpnn)

 

Selengkapnya: www.jpnn.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.