JAMBI – Aksi protes para orang tua mewarnai pengumuman Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) gelombang ke II yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Jambi. Bahkan, para kepala sekolah swasta juga melakukan aksi yang sama.
Jaya Sumantri, perwakilan kepala sekolah swasta mengatakan, ia dan rekan-rekannya sengaja mendatangi Dinas Pendidikan Kota Jambi ingin menemui Kepala Disdik untuk menanyakan dasar penerimaan siswa gelombang ke II.
Penerimaan siswa gelombang ke II membingungankan orang tua siswa. Terutama yang telah mendaftarkan anak di sekolah swasta.
“Yang sudah daftar di sekolah swasta harus gimana, ini membuat masyarakat jadi bingung,” kata Jaya.
Dia menuding perencanaan dari Dinas Pendidikan Kota Jambi pada PPDB ini dinilai tidak matang. Seharusnya berapa daya tampung sekolah negeri dari awal sudah tahu.
“Seharusnya tidak perlu pakai gelombang ke II, daya tampung sekian ribu, umumkan saja sejak awal, jangan lagi ada gelombang ke II. Ini jadi amburadul,” ujarnya.
Syarat gelombang ke II juga tidak tahu. Seleksinya berdasarkan apa juga tidak tahu. “Itu problemnya, kita mau tanya sama siapa, yang menentukan lulusnya siapa. Ini Kepla Dinas menghilang, Ketua Panitia PPDB juga tidak ada,” sebutnya.
Sementara itu, salah seorang orang tua siswa tidak mampu, yang melihat kelulusan gelombang ke II di Disdik Kota Jambi kemarin, tampak meneteskan air mata. Paslanya, anaknya kembali tidak lulus di sekolah negeri.
Kata dia, nilai anaknya tidaklah terlalu rendah untuk diterima masuk di sekolah negeri lewat jalur online. Sebab, ada teman anaknya yang juga mendaftar melalui online lulus masuk sekolah negeri dengan nilai jauh lebih rendah.
“Anak kami ingin masuk SMKN 2, tapi tidak lulus. Nilai anak saya 7,7. Sedangkan teman anak saya nilainya 6,8. Kami memang dak punyo duit, dak punyo orang dalam, dak punyo kenalan pejabat,” kata si Ibu yang minta namanya tidak disebutkan, kemarin. (hfz/sam/jpnn)
Selengkapnya: www.jpnn.com