RANGKASBITUNG – Para guru dan kepala sekolah mengeluhkan keterlambatan pencairan dana bantuan operasional sekolah (BOS) dari pemerintah. Sudah empat bulan, dana BOS untuk SD dan SMP di Kabupaten Lebak belum cair sehingga sekolah terpaksa berutang untuk menutupi kebutuhan operasional sekolah.
Kepala SMP Negeri 2 Rangkasbitung Tito Sutanto mengatakan, kepala sekolah dan guru dibuat pusing dengan keterlambatan pencairan BOS. Sekolah harus mencari pinjaman untuk menutupi biaya operasional sekolah.
“Selama ini, saya pinjam dana koperasi. Itupun kalau sedang ada, jika lagi kosong maka cari pinjaman ke yang lain,” kata Tito kepada Radar Banten, Sabtu (3/9).
Menurutnya, dana BOS sudah tidak cair sejak Mei 2016. Idealnya, pencairan dana BOS rutin direalisasikan setiap tiga bulan sekali. Namun pencairan dana BOS tidak pernah tepat waktu. Setiap tahun, pasti telat sehingga membuat resah kepala sekolah, guru, dan tata usaha yang bekerja di sekolah.
“Saya dan kepala sekolah lain hanya bisa menunggu kabar baik dari pemerintah. Mudah-mudahan, pencairan dana BOS bisa direalisasikan bulan ini (September-red),” jelasnya.
Penggunaan dana BOS, lanjutnya, tidak hanya untuk menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah. Tapi juga untuk mendukung berbagai kegiatan lain seperti mengikuti berbagai perlombaan yang dilaksanakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) dan melakukan pembinaan siswa berprestasi dan yang lainnya.
“Pemerintah harus mengevaluasi pencairan dana BOS yang sering terlambat. Jangan sampai masalah ini mengganggu KBM di sekolah, karena guru dan kepala sekolah tidak hanya fokus mengajar. Tapi, mereka dipusingkan dengan ketiadaan biaya operasional,” terangnya.
Usep, salah seorang guru sekolah dasar di Cibadak, mengatakan, sudah empat bulan dana BOS tidak kunjung cair. Mestinya, pencairan dana BOS direalisasikan pada Juli 2016. Namun, sampai sekarang tidak ada kejelasan sampai kapan dana BOS tersebut dapat dicairkan. Padahal, para guru dan kepala sekolah sudah menunggu kabar tersebut.
“Rekan-rekan guru banyak yang resah akibat keterlambatan pencairan dana BOS. Apalagi, guru honorer yang mendapatkan gaji dari dana tersebut,” katanya.
Dia berharap, Dindikbud Provinsi Banten segera merealisasikan pencairan dana BOS. Supaya para guru di sekolah bisa tenang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
“Persoalan pencairan dana BOS yang telat tidak pernah dievaluasi. Tiap tahun, ada saja masalah dalam pencairan dana bantuan tersebut sehingga mengganggu kegiatan di sekolah,” tandasnya.
Kepala Dindikbud Kabupaten Lebak Wawan Ruswandi menyatakan, pihaknya sudah mengusulkan pencairan dana BOS kepada Pemerintah Provinsi Banten. Namun, sampai sekarang dana BOS tidak kunjung cair. Padahal, para guru dan kepala sekolah menantikan pencairan dana BOS, untuk mendukung aktivitas belajar mengajar di sekolah.
“Kita sudah mengajukan ke provinsi dan masih menunggu pencairan dana BOS,” ujar Wawan singkat.(tur/alt)
Selengkapnya: www.jpnn.com